قَالَ مَا خَطْبُكُنَّ اِذْ رَاوَدْتُّنَّ يُوْسُفَ عَنْ نَّفْسِهٖۗ قُلْنَ حَاشَ لِلّٰهِ مَا عَلِمْنَا عَلَيْهِ مِنْ سُوْۤءٍۗ قَالَتِ امْرَاَتُ الْعَزِيْزِ الْـٰٔنَ حَصْحَصَ الْحَقُّۖ اَنَا۠ رَاوَدْتُّهٗ عَنْ نَّفْسِهٖ وَاِنَّهٗ لَمِنَ الصّٰدِقِيْنَ ٥١
Kemudian dia -raja- pun berkata kepada perempuan-perempuan yang telah melukai tangan mereka sendiri dengan pisau, "Ceritakan padaku, bagaimana keadaanmu, yakni menurut pendapatmu ketika kamu menggoda Nabi Yusuf untuk menundukkan dirinya apakah dia terpengaruh oleh bujuk dan rayuanmu?" Kemudian mereka berkata, "Mahasempurna Allah, kami tidak mengetahui dan melihat sedikit pun kekurangan atau suatu keburukan pun padanya." Saat itu istri al-Aziz mengaku dan berkata terus terang, "Sekarang jelaslah kebenaran itu terungkap setelah sekian lama tertutup, sesungguhnya akulah yang menggoda dan merayunya, namun ia menolak dan berlindung kepada Allah. Dan aku mengakui sesungguhnya dia termasuk orang yang benar dan jujur perkataannya, dia benar-benar telah dizalimi."
Setelah utusan kembali menemui raja dan menyampaikan permintaan Yusuf kepadanya, maka dengan segera raja memanggil isteri menteri dan semua perempuan-perempuan yang memotong jarinya itu dan berkata kepada mereka, "Bagaimana pandanganmu terhadap Yusuf ketika kamu menggodanya dulu? Sebab Yusuf akan aku keluarkan dari penjara." Mereka menjawab, "Bahwa Yusuf seorang pemuda yang suci murni, Maha Sempurna Allah, kami tiada melihat sesuatu yang buruk padanya." Istri menteri yang tergila-gila dan terus menggoda Yusuf selama bersama-sama tinggal di rumahnya pun berkata, "Sudah terlalu lama Yusuf dalam penjara tanpa kesalahan apa-apa. Akulah yang bersalah karena aku tidak dapat menahan hawa nafsuku, aku selalu menggodanya." Sekarang jelaslah kebenaran itu, bahwa Yusuf tidak bersalah dan dia termasuk orang-orang yang benar.