وَاضْرِبْ لَهُمْ مَّثَلًا اَصْحٰبَ الْقَرْيَةِۘ اِذْ جَاۤءَهَا الْمُرْسَلُوْنَۚ ١٣
Keingkaran kaum kafir Mekah terhadap kerasulan Nabi Muhammad hampir sama dengan keingkaran umat rasul-rasul terdahulu. Karena itu, Allah memerintahkan Nabi Muhammad mengubah strategi dakwahnya. “Dan untuk memotivasi mereka supaya beriman, buat dan sampaikan-lah suatu perumpamaan bagi mereka, yaitu keadaan penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan Kami datang kepada mereka. Menurut suatu riwayat, negeri itu adalah Antiokhia, sebuah kota di Suriah saat ini.
Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk menceritakan kepada kaum musyrik Quraisy dan sekaligus kepada kaum yang mendustakan risalahnya tentang riwayat Ashhabul Qaryah sebagai pengajaran bagi mereka. Intisari dari kisah itu menyatakan bahwa siapa saja yang mendustakan rasul akan mengalami nasib malang seperti apa yang dialami oleh Ashhabul Qaryah. Dalam beberapa tafsir diterangkan bahwa yang dimaksud dengan Ashhabul Qaryah adalah penduduk kota Antakia (Arab: Anthakiyah), tetapi ada yang menyebut penduduk suatu kota yang tidak dikenal. Sedangkan tiga utusan itu, ada yang menyebut bahwa mereka adalah utusan Isa. kepada penduduk negeri tersebut, dan ada pula yang menyebut mereka adalah rasul yang diutus kepada penduduk negeri tersebut.