اَللّٰهُ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الَّيْلَ لِتَسْكُنُوْا فِيْهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَذُوْ فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُوْنَ ٦١
Ajakan untuk berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah adalah merupakan keniscayaan semata yang harus dilakukan oleh manusia. Sebenarnya disembah ataupun tidak, Allah tetaplah sebagai Pencipta alam semesta. Ayat ini dan ayat-ayat berikut mengukuhkan kenisca-yaan tersebut. Allah-lah yang menjadikan malam itu gelap untukmu agar kamu dapat beristirahat padanya; dan menjadikan siang terang benderang agar kamu dapat bekerja mencari nafkah memenuhi kebutuhan hidup. Sungguh, Allah benar-benar memiliki karunia yang tiada terhingga yang dilimpahkan-Nya kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur atas karunia itu.
Pada ayat ini, Allah memerintahkan agar manusia beribadah kepada-Nya dengan alasan-alasan berikut ini: 1. Yang memerintahkan agar beribadah kepada-Nya itu ialah Tuhan yang menjadikan malam sebagai waktu beristirahat, dan mempersiapkan tenaga baru agar dapat berusaha kembali esok harinya. Pada waktu malam, pada umumnya manusia tidur karena merupakan kebutuhan tubuh yang harus dipenuhi. 2. Yang menjadikan siang bercahaya, yang menerangi alam semesta sehingga manusia dapat berusaha untuk mencukupi keperluan hidup. 3. Karena Allah mempunyai karunia yang tidak terhingga banyaknya yang disediakan untuk seluruh makhluk-Nya, dan karunia itu tidak akan habis selama-lamanya. Pada akhir ayat ini diterangkan bahwa kebanyakan manusia tidak mau mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepadanya. Mereka mengingkari nikmat, seakan-akan nikmat itu mereka peroleh semata-mata karena usaha mereka sendiri.