قَالَ لِلْمَلَاِ حَوْلَهٗٓ اِنَّ هٰذَا لَسٰحِرٌ عَلِيْمٌۙ ٣٤
Dia hendak mengusir kamu dari negerimu yang subur makmur ini, di mana kamu hidup enak dan tenang di dalamnya, dengan ilmu sihirnya. Oleh karena itu apakah yang kamu sarankan kepadaku sehingga aku bisa melaksanakannya?” Fir’aun merasa terdesak sehingga meminta pertimbangan dari para pembesarnya. Pengusiran seorang dari negerinya adalah sebuah prahara kehidupan, karena mereka harus meninggalkan apa yang mereka cintai. Fir’aun menggunakan taktik ini agar mereka merasa tersentak dan akhirnya melawan Nabi Musa.
Ketika Fir'aun melihat dan menyaksikan bukti-bukti yang diperlihatkan Musa, yang menunjukkan kebenaran dakwahnya, ia tetap mengingkari dan menentang Musa dengan keras. Ia kemudian mengemukakan tiga hal kepada para pemuka kaumnya. Pertama, untuk melegakan hati para pembesar dan pemuka kaum yang ada di sekelilingnya, Fir'aun berkata kepada mereka, "Sesungguhnya Musa ini, benar-benar ahli sihir yang ulung, bukan rasul Tuhan seru sekalian alam sebagaimana pengakuannya. Yang dipertunjukkannya itu bukan mukjizat, tetapi sihir belaka."