فَلَمَّآ اٰتٰىهُمَا صَالِحًا جَعَلَا لَهٗ شُرَكَاۤءَ فِيْمَآ اٰتٰىهُمَاۚ فَتَعٰلَى اللّٰهُ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ ١٩٠
Maka setelah Dia, yakni Allah memberi keduanya seorang anak yang sempurna, mereka menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah dianugerahkan-Nya itu, yakni mereka tidak bersyukur. Orang-orang musyrik menjadikan sekutu bagi Tuhan dalam menciptakan anak itu, yaitu bahwa kelahiran anak mereka itu bukan semata-mata karunia Allah, tetapi juga atas berkat berhala-berhala yang mereka sembah. Karena itulah mereka menamakan anak-anak mereka dengan 'Abdul 'Uzza, 'Abdul Manat, Abdusy Syam dan sebagainya. Maka Mahatinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan.
Allah memperkenankan doa kedua suami-isteri itu dengan menganugerahkan anak yang saleh kepada keduanya. Tetapi kemudian mereka tidaklah bersyukur kepada Allah atas nikmat itu, bahkan mereka menisbahkan anak yang saleh itu kepada berhala-berhala dengan mengatakan bahwa anak itu hamba dari patung-patung, atau mereka hubungkan anak itu kepada binatang-binatang atau kepada alam. Mereka tidak mengatakan anak itu sebagai anugerah Allah. Oleh karena itu mereka tidak bersyukur kepada Allah. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sekutukan.