قَالَ بَصُرْتُ بِمَا لَمْ يَ
Mendapat pertanyaan dari Nabi Musa, dia menjawab, “Aku melihat dan mengetahui sesuatu yang tidak mereka ketahui. Aku melihat Jibril menunggang kuda ketika Bani Israil keluar dari laut dan Fir‘aun tenggelam. Jadi, aku ambil segenggam tanah dari jejak tapal kuda rasul itu, lalu aku melemparkannya ke arah perhiasan-perhiasan yang aku jadikan bahan membuat patung anak sapi itu hingga patung itu mampu mengeluarkan suara. Aku tahu mereka pernah memintamu untuk membuat Tuhan yang berjasad untuk mereka sembah, maka demikianlah nafsuku membujukku untuk menciptakan patung anak sapi ini sebagai tuhan mereka.”
Samiri menjawab bentakan dan hardikan Musa. Aku telah mengetahui sesuatu yang belum diketahui oleh kaummu, maka aku buatlah sebuah patung dari emas yang dibawa dari Mesir berbentuk anak sapi dan aku jadikan patung itu seindah-indahnya untuk menarik perhatian mereka. Demikianlah pendapatku dan tindakan itulah yang paling baik menurut pikiranku. Menurut sebagian Mufasirin, Samiri menjawab bentakan Musa dengan jawaban yang aneh sehingga dapat meninggalkan kesan seolah-olah dia telah mendapat wahyu pula dari Tuhan dan telah berhubungan dengan Jibril serta telah mengenalnya. Samiri mengatakan bahwa ia membakar emas yang dibawa mereka dari Mesir di dalam lubang yang mereka buat sendiri dia mengambil segenggam tanah bekas jejak telapak kaki Jibril maka keluarlah dari lubang itu sesuatu yang serupa anak sapi. Dengan demikian tertariklah sebagian Bani Israil kepada bujukan dan tipu daya Samiri untuk menyembah patung berbentuk anak sapi itu. Karena patung anak sapi itu bukanlah sembarang patung, tetapi benar-benar telah dikirim Allah untuk disembah dan dipujanya.