Al-Quran Surah Nuh Ayat 23: Arab, Latin, Terjemah dan Tafsir Bahasa Indonesia Lengkap dengan Petunjuk Tajwid | erakini.id

Nuh : Ayat 23

وَقَالُواْ لَا تَذَرُنَّ ءَالِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا ٢٣۝٢٣

وَقَالُوْا لَا تَذَرُنَّ اٰلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَّلَا سُوَاعًا ەۙ وَّلَا يَغُوْثَ وَيَعُوْقَ وَنَسْرًاۚ
wa qâlû lâ tadzarunna âlihatakum wa lâ tadzarunna waddaw wa lâ suwâ‘aw wa lâ yaghûtsa wa ya‘ûqa wa nasrâ
Mereka berkata, ‘Jangan sekali-kali kamu meninggalkan tuhan-tuhanmu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan Wadd, Suwā‘, Yagūṡ, Ya‘ūq, dan Nasr.’
وَقَالُوْا لَا تَذَرُنَّ اٰلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَّلَا سُوَاعًا ەۙ وَّلَا يَغُوْثَ وَيَعُوْقَ وَنَسْرًاۚ Mereka berkata, ‘Jangan sekali-kali kamu meninggalkan tuhan-tuhanmu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan Wadd, Suwā‘, Yagūṡ, Ya‘ūq, dan Nasr.’ QS: Nuh:23 Disalin dari Quran Online Erakini | https://quran.erakini.id/

Dan mere-ka memprovokasi masyarakat dengan berkata, Jangan sekali-kali kamu meninggalkan penyembahan tuhan-tuhan kamu dan untuk menegaskan larangannya itu mereka menyebut satu demi satu tuhan-tuhan yang mereka sembah sambil lebih tegas lagi menyatakan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan penyembahan Wadd, dan jangan pula Suwa‘, Yagùš, Ya‘ùq dan Nasr. Itu semua adalah nama-nama berhala yang terbesar pada kabilah-kabilah kaum Nuh, yang semula nama-nama orang saleh.

Pembesar-pembesar umat Nabi Nuh meminta kaumnya agar tidak meninggalkan tuhan-tuhan yang telah disembah nenek moyang mereka dahulu. Mereka disuruh untuk tetap menyembah berhala-berhala mereka yaitu, wadd, suwa', yuguts, ya'uq dan nasr. Kelima berhala tersebut merupakan berhala yang paling dihormati di antara sekian banyak berhala kabilah-kabilah kaum Nuh. Masing-masing kabilah juga mempunyai berhala-berhala sendiri yang berbeda-beda satu sama lain. Dari sinilah para ulama berpendapat bahwa agama syirik mulai berkembang pada zaman Nabi Nuh. Sebelumnya, yaitu pada masa Nabi Adam dan Idris, belum ada keyakinan syirik ataupun penyembahan berhala. Penyembahan kepada banyak berhala itu kemudian turun kepada bangsa Arab. Oleh karena itu, bangsa Arab juga memiliki berhala-berhala yang dinamai dengan nama-nama yang pernah dipakai oleh umat Nuh. Menurut riwayat al-Bukhari, Ibnu al-Mundhir, dan Ibnu Mardawaih dari Ibnu 'Abbas bahwa ia berkata, "Kemudian berhala-berhala itu pindah kepada bangsa Arab, maka Wadd menjadi berhala kabilah Kalb, Suwa' menjadi berhala kabilah Hudhail, Yaguts menjadi berhala kabilah Murad yang kemudian berpindah kepada kabilah Guthaif; Ya'uq menjadi berhala kabilah Hamdan, dan Nasr menjadi adalah nama berhala kabilah Himyar." Di samping itu, juga terdapat berhala-berhala selain tersebut dalam ayat di atas yang disembah oleh umat Nuh, yang kemudian berpindah pula kepada bangsa Arab, seperti al-Lat, berhala kaum tsaqif di tha'if; al-'Uzza, berhala kabilah Sulaim, Gathfan, dan Jusyam; Manah, berhala kabilah Khuza'ah di Qudaid; Asaf, Na'ilah, dan Hubal, berhala-berhala yang disembah penduduk Mekah. Hubal adalah berhala yang terbesar dan teragung, menurut mereka, yang diletakkan di atas Ka'bah. Berhala-berhala itu mereka buat sendiri untuk disembah. Perpindahan berhala-berhala itu dari bangsa-bangsa lain ke bangsa Arab seperti diisyaratkan oleh riwayat di atas menunjukkan bahwa ajaran monoteisme yang dibawa oleh Nabi Muhammad berlaku atau bersifat universal. Ajaran itu tidak hanya untuk bangsa Arab, tetapi juga untuk bangsa-bangsa lain.