فَأَج
Setelah beberapa lama tinggal di tempatnya yang baru, kemudian Maryam mulai merasakan rasa sakit akibat kontraksi yang menjadi pertanda dia akan melahirkan. Keadaan ini memaksanya bersandar pada pangkal pohon kurma. Ketika itu, dia membayangkan cemoohan orang-orang di sekelilingnya saat mereka tahu dia melahirkan anak tanpa suami. Dia berkata, “Wahai, betapa baiknya bila aku mati sebelum kehamilanku ini dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan selamanya.”
Ketika Maryam merasa sakit karena akan melahirkan anaknya, maka ia terpaksa bersandar pada pangkal pohon kurma untuk memudahkan kelahiran; dengan penuh kesedihan ia berkata, "Aduhai, alangkah baiknya jika aku mati saja sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti lagi dilupakan." Ia mengharapkan seandainya mati saja sebelum melahirkan karena merasa beratnya penderitaan akibat melahirkan seorang anak tanpa seorang ayah yang berakibat timbulnya tuduhan dan cemoohan dari kaumnya yang tidak mengetahui kejadian yang sebenarnya; atau beliau mengharapkan menjadi sesuatu benda yang tidak berarti dalam pandangan manusia, lagi dilupakan daripada menderita perasaan tertekan dan malu yang luar biasa.