Al-Quran Surah Hud Ayat 37: Arab, Latin, Terjemah dan Tafsir Bahasa Indonesia Lengkap dengan Petunjuk Tajwid | erakini.id

Hud : Ayat 37

وَٱصْنَعِ ٱلْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلَا تُخَـٰطِبْنِى فِى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓاْ‌ۚ إِنَّهُم مُّغْرَقُونَ ٣٧۝٣٧

وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِاَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلَا تُخَاطِبْنِيْ فِى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْاۚ اِنَّهُمْ مُّغْرَقُوْنَ
washna‘il-fulka bi'a‘yuninâ wa waḫyinâ wa lâ tukhâthibnî filladzîna dhalamû, innahum mughraqûn
Buatlah bahtera dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami dan janganlah engkau bicarakan (lagi) dengan-Ku tentang (nasib) orang-orang yang zalim. Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.”
وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِاَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلَا تُخَاطِبْنِيْ فِى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْاۚ اِنَّهُمْ مُّغْرَقُوْنَ Buatlah bahtera dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami dan janganlah engkau bicarakan (lagi) dengan-Ku tentang (nasib) orang-orang yang zalim. Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.” QS: Hud:37 Disalin dari Quran Online Erakini | https://quran.erakini.id/

Dan Allah memberikan perintah kepada Nabi Nuh, "Buatlah sebuah kapal untuk menyelamatkanmu dan pengikut-pengikutmu itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami tentang tata cara pembuatannya, dan janganlah engkau bicarakan dengan Aku sesuatu hal tentang orang-orang yang zalim. Apakah engkau berharap kepada-Ku agar Aku memberi maaf kepada mereka, atau engkau memohon agar Aku tangguhkan atau ringankan siksa bagi mereka, karena keputusan-Ku telah Kutetapkan bahwa sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.

Menurut riwayat Ibnu Abbas, panjang kapal itu seribu dua ratus hasta. Pada ayat ini diterangkan bahwa Allah memerintahkan kepada Nuh a.s. supaya membuat kapal yang akan dipergunakan untuk menyelamatkan Nabi Nuh dan pengikutnya yang beriman dari topan (air bah) yang akan melanda dan menenggelamkan permukaan bumi sebagai azab di dunia ini kepada orang-orang kafir dari kaumnya yang selalu membangkang dan durhaka. Nabi Nuh diperintahkan membuat kapal penyelamat itu dengan petunjuk-petunjuk dan pengawasan dari Allah. Selanjutnya pada ayat ini Allah memperingatkan Nuh a.s. agar tidak lagi berbicara dengan kaumnya yang zalim (kafir) dan tidak lagi memohon supaya dosa mereka diampuni atau dihindarkan dari azab-Nya, karena sudah menjadi ketetapan Allah bahwa mereka akan ditenggelamkan. Larangan serupa ini telah diberikan pula kepada Nabi Ibrahim a.s. sewaktu dia memohonkan kepada Allah agar azab-Nya tidak ditimpakan kepada kaum Luth, sebagaimana disebut dalam firman-Nya: Wahai Ibrahim! Tinggalkanlah (perbincangan) ini, sungguh, ketetapan Tuhanmu telah datang, dan mereka itu akan ditimpa azab yang tidak dapat ditolak. (Hud/11: 76)