فَإِلَّمْ يَسْتَجِيبُو
Setelah mereka ditantang untuk membuat semisal Al-Qur'an, kemudian Allah berfirman, maka jika mereka tidak memenuhi tantanganmu membuat semisal Al-Qur'an, padahal mereka adalah ahli bahasa dan sastrawan ulung, maka katakanlah kepada mereka, "Ketahuilah, bahwa Al-Qur'an itu diturunkan dengan ilmu Allah yang luas meliputi segala sesuatu, dan percayalah bahwa tidak ada tuhan yang wajib disembah selain Dia, sebab hanya Allah yang mengetahui segala sesuatu dengan ilmunya, tidak mempunyai tandingan, dan sekutu dalam kekuasaanNya. Oleh karena itu, maka maukah kamu berserah diri masuk Islam dengan meyakini dan memercayai kekuasaan Allah, Tuhan semesta alam?" Sekalipun bukti-bukti kebenaran Al-Qur'an sudah jelas, namun orang-orang kafir tetap tidak memercayai dan mengakui kebenaran isi kandungan Al-Qur'an. Penyebab mereka ingkar adalah karena kesombongan mereka. Sifat takabur dan sombong mendorong seseorang mengingkari kebenaran walaupun bukti sudah jelas. (Lihat: Surah an-Naml/27: 14).
Ayat ini menjelaskan bahwa jika orang musyrik tidak mampu memenuhi tantangan Rasul, padahal mereka itu ahli bahasa dan ahli sastra yang ulung, maka ketahuilah bahwasanya Al-Quran itu bukan buatan Muhammad, tetapi semata-mata diturunkan oleh Allah atas kehendak-Nya, supaya disampaikan oleh Muhammad kepada sekalian umatnya. Ketahuilah pula bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah dengan sebenarnya melainkan Dia, sebab hanya Allah yang mengetahui segala perkara yang gaib, yang tidak mempunyai tandingan atau sekutu dalam melaksanakan kekuasaan-Nya. Di akhir ayat, Allah memerintahkan agar mereka berserah diri kepada Allah setelah mereka mengetahui bukti yang sangat kuat itu dan agar mereka menerima Islam sebagai agama.