مَنْ عَمِلَ سَيِّئَ
Dialog yang terjadi antara Fir’aun dengan salah seorang kaumnya yang beriman secara sembunyi-sembunyi itu, memberi pesan kuat tentang perbuatan baik dan perbuatan jahat. Oleh sebab itu, renungkanlah bahwa barang siapa mengerjakan perbuatan jahat dan berbuat kebinasaan di muka bumi, maka dia akan dibalas sebanding dengan kejahatan itu. Dan barang siapa mengerjakan kebajikan dan beramal saleh, baik laki-laki maupun perempuan sedangkan dia dalam keadaan beriman dengan sungguh-sungguh, maka mereka akan masuk ke dalam surga atas anugerah Allah, dan mereka diberi rezeki di dalamnya dengan nikmat tidak terhingga.
Orang yang beriman itu menerangkan kepada kaumnya bagaimana besar pengaruh kehidupan dunia seseorang kepada kehidupan akhiratnya. Ia berkata kepada kaumnya, "Wahai kaumku, barang siapa yang mengerjakan suatu kejahatan baik laki-laki maupun perempuan, maka ia hanya diazab sesuai dengan kejahatan yang dilakukannya. Akan tetapi, barang siapa yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mengikuti perintah-perintah Allah dan menghentikan larangan-larangan-Nya, maka ia akan dimasukkan ke dalam surga yang penuh kenikmatan. Allah membalas iman dan amal saleh mereka dengan pahala yang berlipat ganda dan rezeki yang tiada terhingga." Ayat ini menggambarkan keadilan Allah yang sesungguhnya serta sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Dia tidak menganiaya hamba-Nya sedikit pun. Jika Dia mengazab hamba-Nya di akhirat nanti, maka azab yang diberikan itu seimbang dengan perbuatan jahat dan ingkar yang telah dilakukannya selama hidup di dunia, tidak dilebihkan sedikit pun. Akan tetapi, jika Dia membalas iman dan amal saleh hamba-Nya, maka Dia membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda.