إِ
Di samping alasan di atas, Allah telah menjaga kesucian Al-Qur’an. Sesungguhnya untuk mendengarkannya pun mereka dijauhkan karena jalan-jalan di langit yang biasa mereka lalui untuk menyadap kabar-kabar langit telah distrilkan dari lalu lalang mereka (Lihat: Surah Jin/72:8-9) sehingga Al-Qur’an bisa sampai kepada nabi secara utuh.
Ayat ini membantah tuduhan-tuduhan orang-orang musyrik Mekah yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad adalah seorang tukang sihir dan tukang ramal. Allah mengatakan bahwa Al-Qur'an bukanlah ramalan atau sihir yang berasal dari setan yang menerima dan mendengar ucapan malaikat ketika sedang menyampaikan wahyu Allah kepada Rasulullah. Ada tiga hal yang menunjukkan bahwa Al-Qur'an bukan berasal dari setan, yaitu: 1. Isi Al-Qur'an bertentangan dengan kehendak setan. Kalau setan berusaha agar manusia mengerjakan perbuatan-perbuatan yang akan menjauhkan mereka dari petunjuk Allah, adapun Al-Qur'an memerintahkan manusia mengerjakan perbuatan yang makruf dan mencegah yang mungkar. 2. Setan sendiri tidak mau menerima Al-Qur'an, apalagi menyampaikannya kepada orang lain. 3. Setan dijauhkan dari mendengar Al-Qur'an yang disampaikan Malaikat Jibril kepada Muhammad, atau mendengarkan Al-Qur'an yang sedang dibaca hamba Allah karena Al-Qur'an dijaga Allah dari setan.