Al-Quran Surah Al-Isra' Ayat 48: Arab, Latin, Terjemah dan Tafsir Bahasa Indonesia Lengkap dengan Petunjuk Tajwid | erakini.id

Al-Isra' : Ayat 48

ٱنظُرْ كَيْفَ ضَرَبُواْ لَكَ ٱلْأَمْثَالَ فَضَلُّواْ فَلَا يَسْتَطِيعُونَ سَبِيلاً ٤٨۝٤٨

اُنْظُرْ كَيْفَ ضَرَبُوْا لَكَ الْاَمْثَالَ فَضَلُّوْا فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ سَبِيْلًا
undhur kaifa dlarabû lakal-amtsâla fa dlallû fa lâ yastathî‘ûna sabîlâ
Perhatikanlah (Nabi Muhammad) bagaimana mereka membuat perumpamaan-perumpamaan (yang buruk) tentang engkau! Maka, sesatlah mereka sehingga tidak sanggup (mendapatkan) jalan (untuk menentang kerasulanmu).
اُنْظُرْ كَيْفَ ضَرَبُوْا لَكَ الْاَمْثَالَ فَضَلُّوْا فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ سَبِيْلًا Perhatikanlah (Nabi Muhammad) bagaimana mereka membuat perumpamaan-perumpamaan (yang buruk) tentang engkau! Maka, sesatlah mereka sehingga tidak sanggup (mendapatkan) jalan (untuk menentang kerasulanmu). QS: Al-Isra':48 Disalin dari Quran Online Erakini | https://quran.erakini.id/

Allah memerintahkan kepada Rasul, "Lihatlah bagaimana mereka membuat perumpamaan-perumpamaan terhadapmu, dengan menggunakan kata-kata seperti dukun, penyair, penyihir, gila, dan sebagainya, karena itu mereka menjadi sesat, jauh dari petunjuk Tuhan, dan tidak dapat lagi menemukan jalan yang benar menuju kepadanya."

Allah swt lalu memerintahkan Rasulullah agar memperhatikan bagaimana kaum musyrikin membuat perumpamaan bagi dirinya, seperti mengatakan bahwa beliau gila, penyair, kena sihir, dan sebagainya. Dengan demikian, mereka telah menjadi sesat, dan tidak akan mendapat petunjuk karena telah menyimpang dari jalan yang benar. Berbagai perumpamaan yang mereka berikan kepada Nabi Muhammad saw ketika mendengarkannya membacakan Al-Qur'an, adalah pernyataan yang lahir dari sikap mental mereka terhadap wahyu yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya. Mereka sebenarnya tidak mau mengakui kebenaran wahyu yang dibacakan Rasulullah, karena membawa keterangan-keterangan yang bertentangan dengan kepercayaan yang diwarisi secara membabi buta dari nenek moyang mereka. Oleh sebab itu, mereka tidak bisa diharapkan lagi untuk mendapat petunjuk dan bimbingan dari wahyu, karena hati mereka telah diselubungi oleh noda-noda kemusyrikan yang luar biasa.