Al-Quran Surah Al-Hijr Ayat 50: Arab, Latin, Terjemah dan Tafsir Bahasa Indonesia Lengkap dengan Petunjuk Tajwid | erakini.id

Al-Hijr : Ayat 50

وَأَنَّ عَذَابِى هُوَ ٱلْعَذَابُ ٱلْأَلِيمُ ٥٠۝٥٠

وَاَنَّ عَذَابِيْ هُوَ الْعَذَابُ الْاَلِيْمُ
wa anna ‘adzâbî huwal-‘adzâbul-alîm
dan bahwa sesungguhnya siksaan-Kulah azab yang sangat pedih.
وَاَنَّ عَذَابِيْ هُوَ الْعَذَابُ الْاَلِيْمُ dan bahwa sesungguhnya siksaan-Kulah azab yang sangat pedih. QS: Al-Hijr:50 Disalin dari Quran Online Erakini | https://quran.erakini.id/

Usai menjelaskan kedudukan dan siksa yang Allah siapkan bagi orang-orang kafir di neraka, dan ganjaran yang Dia janjikan bagi orangorang yang bertakwa di surga, Allah lalu meminta Nabi Muhammad untuk menyampaikan kabar gembira kepada mereka semua, baik yang taat maupun yang durhaka. Allah berfirman, "Kabarkanlah, wahai Nabi Muhammad,;kepada hamba-hamba-Ku;yang taat maupun yang bergelimang dosa dan hendak bertobat;bahwa Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.;Dan;katakan pula kepada orang-orang yang kafir dan para pendosa yang enggan bertobat bahwa;sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih.

Penduduk surga tidak pernah merasa letih dan lelah, karena mereka tidak lagi dibebani oleh berbagai usaha untuk melengkapi kebutuhan pokok yang mereka perlukan. Segala sesuatu yang mereka inginkan telah tersedia, tinggal memanfaatkan saja. Mereka tidak pernah merasa khawatir akan dipindahkan ke tempat yang tidak mereka senangi karena mereka kekal di dalam surga. Mereka akan terus merasakan kenikmatan dan kesenangan yang sudah tersedia. Pada ayat yang lain Allah swt melukiskan keadaan di dalam surga itu: Yang dengan karunia-Nya menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga); di dalamnya kami tidak merasa lelah dan tidak pula merasa lesu." (Fathir/35: 35) Hadis Nabi saw menjelaskan keadaan surga: Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Allah memerintahkan kepadaku untuk memberi kabar gembira kepada Khadijah berupa rumah (yang akan ditempatinya) di surga yang terbuat dari bambu, tidak ada kesulitan di dalamnya, dan tidak ada pula kelelahan." (Riwayat a-Bukhari dan Muslim dari 'Abdullah bin Aufa) Dari keterangan di atas, maka keadaan orang-orang beriman dalam surga itu dapat digambarkan sebagai berikut: orang-orang yang beriman berada dalam keadaan terhormat, bersih dari berbagai penyakit hati seperti rasa dengki, iri hati, marah, kecewa, dan sebangsanya, tidak pernah merasa lelah, sakit, dan lapar, selalu dalam keadaan senang dan gembira, saling bersilaturrahim, dan bersahabat dengan penduduk surga yang lain, dan mereka kekal di surga sehingga tidak perlu merasa khawatir akan dipindahkan ke tempat yang tidak disenangi. Diriwayatkan oleh ath-thabrani dari Abdullah bin Zubair bahwa Rasulullah saw menegur para sahabat yang tertawa ketika beliau lewat di hadapan mereka. Beliau berkata, "Apa yang menyebabkan kamu tertawa?." Maka turunlah ayat ini sebagai teguran kepada Nabi saw agar membiarkan mereka tertawa karena Allah Maha Pengampun di samping siksa-Nya yang sangat pedih. Diriwayatkan pula oleh Abu hatim dari Ali bin Abi Husain bahwa ayat ini diturunkan berhubungan dengan Abu Bakar dan Umar bin al-Khaththab, yang mana rasa dengki keduanya telah dicabut Allah dari dalam hatinya. Ketika ditanya orang, "Kedengkian apa?" Ali bin Abi Husain menjawab, "Kedengkian jahiliyah, yaitu sikap permusuhan antara Bani Tamim (Kabilah Abu Bakar) dan Bani Umayyah." Ketika Abu Bakar terserang penyakit pinggang, Ali memanaskan tangannya dan dengan tangannya ia memanaskan pinggang Abu Bakar, maka turunlah ayat ini. Pada ayat ini, Allah swt menjelaskan janji dan ancaman-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar menyampaikan kepada hamba-hamba-Nya bahwa Dia bersedia menghapus segala dosa, jika seseorang telah bertobat dalam arti yang sebenarnya dan kembali menempuh jalan yang diridai-Nya. Allah tidak akan mengazab hamba-hamba-Nya yang bertobat. Allah juga memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw agar menyampaikan kepada hamba-Nya bahwa azab-Nya akan menimpa orang yang durhaka dan berbuat maksiat dan tidak mau bertobat atau kembali ke jalan-Nya. Azab-Nya itu sangat pedih, dan tidak ada bandingannya di dunia ini.