Al-Quran Surah Al-Hajj Ayat 49: Arab, Latin, Terjemah dan Tafsir Bahasa Indonesia Lengkap dengan Petunjuk Tajwid | erakini.id

Al-Hajj : Ayat 49

قُلْ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّمَآ أَنَا۟ لَكُمْ نَذِيرٌ مُّبِينٌ ٤٩۝٤٩

قُلْ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّمَآ اَنَا۠ لَكُمْ نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌۚ
qul yâ ayyuhan-nâsu innamâ ana lakum nadzîrum mubîn
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai manusia, aku hanyalah sebagai pemberi peringatan yang nyata kepadamu.”
قُلْ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّمَآ اَنَا۠ لَكُمْ نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌۚ Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai manusia, aku hanyalah sebagai pemberi peringatan yang nyata kepadamu.” QS: Al-Hajj:49 Disalin dari Quran Online Erakini | https://quran.erakini.id/

Orang-orang musyrik Mekah, sebagaimana disebutkan pada ayat di atas, mengolok-olok Rasulullah dengan meminta disegerakan datangnya azab. Pada ayat ini disebutkan bahwa tugas beliau adalah menyampaikan peringatan.;Katakanlah;olehmu, Muhammad, “Wahai manusia! Urusan menurunkan azab itu wewenang Allah.;Sesungguhnya aku;diutus;kepadamu;dan seluruh manusia hingga hari Kiamat;sebagai pemberi peringatan yang nyata;bahwa beriman akan mendapatkan rida Allah, sedangkan mendustakan akan mendapatkan murka-Nya.”

Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw agar menyampaikan kepada orang-orang yang minta disegerakan datangnya azab bahwa yang menimpakan azab itu bukanlah tugas para rasul. Tugas para rasul hanyalah menyampaikan peringatan dan ancaman Allah kepada manusia, termasuk mereka sendiri. Tugas para rasul juga menyampaikan bahwa tindakan-tindakan yang telah dilakukan orang-orang musyrik itu telah membawa mereka ke ambang pintu azab yang diancamkan itu. Para rasul tidak berwenang menilai perbuatan hamba karena yang memberi taufik dan hidayah itu hanyalah Allah sendiri. Allah berfirman: Bukanlah kewajibanmu (Muhammad) menjadikan mereka mendapat petunjuk, tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. (al-Baqarah/2: 272) Seandainya Allah berkehendak menimpakan azab yang dijanjikan itu, tentu Dia telah melakukannya, dan melakukannya itu adalah mudah bagi-Nya, karena itu janganlah sekali-kali meminta kepada rasul agar azab itu disegerakan atau ditangguhkan, karena semuanya itu adalah wewenang Allah. Dengan adanya penyampaian ancaman dan peringatan itu, manusia yang hatinya terbuka untuk menerima petunjuk Allah, mempunyai kesempatan untuk menghindarkan diri dari azab Allah yang diancamkan itu, yaitu dengan melakukan semua yang diperintahkan Allah, menghentikan semua yang dilarang dan berusaha menghapuskan segala dosanya dengan mengerjakan amal yang saleh. Jika mereka tetap dalam kekafiran, tentulah Allah akan melaksanakan ancaman-Nya dengan menimpakan azab yang pedih kepada mereka kapan saja dikehendaki.