وَتَوَكَّلْ عَلَى
Wahai Rasul-Ku, teruskan dakwahmu dan bertawakallah dengan menyerahkan segala keputusan akhir kepada Allah Yang Mahahidup, Yang tidak mati, jangan kepada yang selain-Nya! Dan bertasbihlah dengan menjauhkan-Nya dari semua sifat kekurangan dan memuji-Nya karena hanya Dialah yang berhak dipuji, karena kesempurnaan Zat-Nya dan SifatNya. Dan jika ada hamba-Nya yang berbuat dosa, maka cukuplah Dia Yang Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya.
Ayat ini memerintahkan manusia agar bertawakal kepada Allah yang Hidup Kekal tidak mati, Tuhan seru sekalian alam, berserah diri kepada-Nya, dan bersabar dalam segala musibah yang menimpa dirinya. Tuhanlah yang memberi kecukupan kepada manusia, yang menyampaikan kepada tujuan kebahagiaan. Manusia juga diperintahkan untuk bertasbih dengan memuji Allah, mensucikan-Nya dari segala sekutu, anak, istri, dan segala sifat yang tidak pantas, seperti yang dituduhkan oleh kaum musyrikin kepada-Nya. Perintah Allah bertawakal kepada-Nya itu bukan berarti bahwa manusia tidak perlu berusaha lagi, atau tidak perlu memikirkan sebab-sebab yang menimbulkan usaha itu, tetapi maksudnya ialah agar manusia menyerahkan kepada Allah segala sesuatu yang telah diusahakannya. Dalam ayat ini, Allah memerintahkan supaya bertawakal hanya kepada-Nya Yang Mahahidup, karena semua makhluk akan mati, maka tidak patut bertawakal kepada selain Allah. Hanya Allah-lah Yang Maha Hidup Kekal, yang mengetahui segala amal perbuatan dan dosa-dosa hamba-Nya dan yang mampu memberi balasan amal-amalnya. Amalan yang baik dibalas dengan pahala, dan amalan yang buruk dibalas dengan siksa.